![]() |
Inilah.com |
Belum lama ini 2 Siswi SMA di Kalimantan telah menemukan obat untuk membunuh sel kanker. Obat tersebut pun telah di akui dunia.
Kedua siswi tersebut pun membawa hasil penelitiannya dalam ajang kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan, pada 25 Juli 2019. Alhasil, mereka pun berhasil meraih medali Emas atas penemuan mereka tersebut.
Berkat penemuan kedua siswi Palangkaraya Kalimantan tersebut, tentu saja akan mengubah keadaan dunia medis dimasa mendatang. Ini menjadi pertama kalinya ditemukan tanaman yang mampu menyembuhkan kanker.
Sebelumnya sel kanker tidak ada obatnya, bahkan obat-obatan hanya mampu untuk meringankan perkembangan sel kanker.
Asal Mula Penemuan
Bagaimanakah kisah awal penemuan khasiat tumbuhan ini?
Adalah Daldin, warga suku Dayak asli di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang menyampaikan pertama kali. Ia pula yang memberi nama tumbuhan ini.
Kisahnya bermula pada 1970-1980-an. Di kurun waktu itu, ibunda Daldin menderita kanker payudara. Menurut dokter, levelnya sudah stadium 4.
Saat itulah ayah Daldin pergi ke hutan dan mencari tumbuhan ini untuk kemudian direbus dan airnya diberikan kepada sang istri.
Kondisi ibu Daldin saat itu sangat memprihatiankan. Sejumlah bagian tubuh yang terkena kanker bahkan sudah mengeluarkan nanah.
Ibunda Daldin kini sehat walafiat. Dokter menyatakan bahwa kanker yang sebelumnya menggerogoti sang ibu telah hilang sepenuhnya.
Nama Tumbuhan Penyembuh Kanker
Orang-orang sekitar menyebut tumbuhan tersebut dengan nama Bajakah.
Sekilas tidak ada yang istimewa dengan tumbuhan tersebut. Tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan merambat namun cukup besar dan kokoh. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 5 meter.
Menurut riset di laboratorium, tumbuhan ini mengandung antioksidan sangat tinggi, bahkan ribuan kali lebih tinggi daripada tumbuhan lain yang pernah ditemukan.
Namun sayang sekali lokasi hutan dan tumbuhan tersebut masih dirahasiakan, dikarenakan ada ketakutan akan terjadi eksploitasi besar-besaran di dalam hutan tersebut. Dikhawatirkan eksploitasi berlebih dapat merusak hutan tempat penemuan tumbuhan obat kanker tersebut.
Sumber:
Kompas.com
Komentar
Posting Komentar