ENSEFALITIDES DITULARKAN OLEH KUTU (TICK BORNE)
ENSEFALITIS TIMUR JAUH YANG DITULARKAN OLEH KUTU
(FAR EASTERN TICK BORNE ENCEPHALITIS)(RUSSIAN SPRING SUMMER ENCEPHALITIS)
ENSEFALITIS EROPA TENGAH YANG DITULARKAN OLEH KUTU
(CENTRAL EUROPE TICK BORNE ENCEPHALITIS)
PENYAKIT LOUPING
POWASSAN VIRUS ENCEPHALITIS1. Identifikasi
Kumpulan penyakit virus yang secara klinis mirip dengan ensefalitis yang ditularkan oleh
nyamuk kecuali subtipe Far Eastern Tickborne (FE) yang sering dihubungkan dengan timbulnya epilepsi fokal, lumpuh layuh (terutama pada bahu ) dan gejala sisa lain. Central European Tick Borne Encephalitis (CEE) disebut juga “difasik milk fever” (demam susu difasik) atau difasik meningoensefalitis dengan gejala yang lebih ringan namun berlangsung lama kira kira 3 minggu. Stadium awal demam dari CEE tidak berhubungan dengan gejala yang mengarah ke SSP, dan fase ke dua demam dan meningoensefalitis terjadi 4 – 10 hari sesudah pemulihan, kematian dan gejala sisa yang berat jarang terjadi dibandingkan dengan penyakit ”Ensefalitis Timur Jauh” yang ditularkan oleh kutu (FE).
Powassan Encephalitis (PE) mempunyai gejala klinis yang sama dan kira kira CFR-nya berkisar antara 10 % dan sekitar 50 % penderita yang sembuh memberikan gejala sisa neurologis diantara mereka yang hidup. Louping ill pada manusia juga mempunya pola difasik dan relatif ringan.
Diagnosa spesifik dibuat dengan mengukur titer IgM spesifik pada serum darah fase akut atau yang diambil dari LCS, atau dengan tes serologis dari pasangan sera, atau dengan mengisolasi virus dari darah selama periode akut atau dari otak yang diambil postmortem dengan menyuntikkannya pada tikus muda atau kultur sel. Tes serologis yang umum dilakukan tidak untuk membedakan anggota dari kelompok ini tetapi untuk membedakan kelompok ini dari kebanyakan penyakit serupa dari kelompok lain.
Satu kelompok dalam keluarga flavivirus, dengan perbedaan minor antigen, terutama
dengan virus Powassan, tetapi virus-virus yang menyebabkan penyakit-penyakit ini
berhubungan sangat dekat satu sama lain.
3. Distribusi penyakit.
Penyakit SSP yang disebabkan oleh kelompok virus ini tersebar luas di negara bekas Uni Soviet, bagian timur Eropa dan Eropa Tengah, Skandinavia dan Inggris. Pada umumnya sub tipe FE ditemukan terutama di wilayah Timur Jauh bekas Uni Soviet; CEE banyak terjadi di Eropa, sementara “Louping ill” terjadi di Kepulauan Inggris dan Irlandia, tetapi akhir-akhir ini ditemukan juga di Eropa Barat. Virus Powassan ditemukan di Kanada, AS dan Rusia. Insidens musiman tergantung pada densitas vektor kutu. Exodes persulcatus di Asia Timur biasanya aktif pada musim semi dan awal musim panas. Gigitan kutu I. ricinus di Eropa terjadi pada awal musim panas dan semi; dan di AS dan Kanada, gigitan kutu I. cookei memuncak pada bulan Januari hingga September. Daerah dengan insidens penyakit tertinggi adalah daerah dimana manusia mempunyai hubungan sangat dekat dengan kutu yang terinfeksi dalam jumlah besar. Pada umumnya di pedesaan atau daerah
hutan, juga di perkotaan.
Wabah lokal dari CEE terjadi dikalangan masyarakat yang mengkonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi atau mengkonsumsi produk susu dari biri-biri dan kambing, sehingga penyakit ini disebut dengan demam susu difasik (Diphasic Milk Fever). Pola usia penderita diberbagai daerah sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi
oleh beberapa hal antara lain oleh kesempatan terpajan dengan kutu, konsumsi susu dari binatang yang terinfeksi atau sebelumnya telah memperoleh kekebalan. Infeksi yang didapat di laboratorium sering terjadi; beberapa orang mengalami gejala sisa yang serius bahkan ada yang sampai meninggal.
4. Reservoir.
Kutu atau kombinasi kutu dan mamalia, merupakan reservoir yang sesungguhnya, telah terbukti terjadi penularan transovarian pada kutu dari virus tickborne ensefalitis. Biri-biri dan kijang adalah hospes vertebrata utama untuk “Louping ill”, sementara tikus, mamalia kecil dan burung berperan sebagai sumber infeksi kutu untuk FE, CEE dan virus PE.
5. Cara penularan :
Melalui gigitan kutu yang terinfeksi atau karena mengkonsumsi susu dari binatang
tertentu yang terinfeksi. Ixodes persulcatus adalah vektor utama di Rusia Timur dan Ixodes ricinus di Rusia Barat dan bagian lain dari Eropa. Yang disebutkan terakhir juga
berperan sebagai vektor “Louping ill” pada domba di Skotlandia. I. cookei adalah vektor utama di Kanada Timur dan AS. Larva dari kutu menghisap virus pada waktu menghisap darah dari vertebrata yang terinfeksi yaitu tikus, mamalia lain atau burung. Virus CEE mungkin didapat karena mengkonsumsi susu mentah atau susu yang terinfeksi.
6. Masa Inkubasi : biasanya 7 – 14 hari.
7. Masa penularan.
Tidak menular langsung dari manusia ke manusia. Kutu yang terinfeksi, menular
sepanjang hidupnya. Viremia pada berbagai jenis vertebrata bisa berlangsung beberapa
hari, sedangkan pada manusia berlangsung antara 7 – 10 hari.
8. Kerentanan dan kekebalan.
Semua jenis kelamin dan usia rentan terhadap penyakit ini. Infeksi, apakah dengan ataukah tanpa gejala khusus dapat menimbulkan imunitas.
9. Cara – cara pemberantasan.
A. Tindakan pencegahan.
1) Lihat penyakit Lyme, 9A untuk upaya pemberantasan kutu.
2) Vaksin dari virus yang diinaktivasi digunakan secara luas di Eropa dan bekas Uni
Soviet, dilaporkan cukup efektif dan aman.
3) Masaklah sampai mendidih atau lakukan pasteurisasi terhadap susu yang akan
dikonsumsi yang berasal dari binatang rentan di daerah dimana ditemukan
penyakit “meningoensefalitis difasik” (CEE).
B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar.
1). Laporan ke instansi kesehatan setempat : Di daerah endemis tertentu, dibanyak
negara, bukan merupakan penyakit yang wajib dilaporkan, Class 3B (lihat bab
pelaporan penyakit menular)
2). Isolasi : tidak diperlukan, sesudah kutu di hilangkan
3). Disinfeksi serentak : tidak dilakukan
4). Karantina : tidak diperlukan
5). Imunisasi kontak : tidak diperlukan
6). Investigasi dari kontak dan sumber penyakit : cari kasus-kasus yang tidak
dilaporkan, cari dan temukan kutu dan binatang yang kemungkinan mencemari
susu dengan kotoran yang mengandung virus.
C. Penanggulangan wabah : Lihat penyakit Lyme, 9A
D. Implikasi bencana : tidak ada.
E. Tindakan internasional : Manfaatkan Pusat Kerjasama WHO.
Sumber Pustaka :
Chin, James (2000) , Manual Pemberantasan Penyakit Menular
Komentar
Posting Komentar